REVIEW FILM "3 IDIOTS"
Judul :3 idiots
Sutradara :Rajkumar
Hirani
Produksi :Vindu
Vinod Copra Production
Scenario :
Vindu Vinod Copra Production, Rajkumar Hirani, Abhijat joshi
Cerita : Rajkumar Hirani, Abhijat joshi
Musik :Santanu
Maitra, Atul Raninga, Sanjay Wandrekar
Editor :Ranjeet
Bahadur, Rajkumar Hirani
Penerbit :Vindu
Vinod Copra Production
Tahun tayang :25
Desember 2009
Durasi :± 2 jam 43 menit
Film 3 idiots menceritakan sebuah kisah persahabatan 3 orang
mahasiswa, yaitu Farhan (R. Madavhan), Raju (Sharman Joshi), dan Rancho (Aamir
Khan) sebagai tokoh utama yang kuliah engineering di Imperial College of
Engineering, ceritanya adalah universitas terbaik di India yang menghasilkan
para insinyur hebat yang akan direkrut perusahaan-perusahaan. Universitas ini
dijalankan dengan sangat orthodox oleh Profesor ViruS yang menjadi kepalanya.
Sebagai contoh, terdapat mahasiswa yang bunuh
diri akibat tekanan dari kepala Universitas. Bahkan sang
profesor tak segan mempermalukan siswa yang bodoh dengan memintanya maju ke
depan dan mengolok-oloknya di depan kelas.
Mereka
adalah teman satu kamar di asramanya semenjak hari pertama menjejakkan kaki di
universitas tersebut. Farhan dan Raju adalah mahasiswa biasa yang nilainya pun
pas-pasan. Sedangkan dikisahkan seorang Rancho adalah seorang mahasiswa yang
jenius dan selalu mengaplikasikan ilmu yang telah dia dapat sebelum maupun saat
dia pelajari sewaktu kuliahnya.
Mereka
menjalani hidup sebagai mahasiswa dan memiliki ikatan persahabatan yang kuat, hingga akhirnya dalam sebuah perjalannya
mereka bertemu dengan Pia. Pia, adalah seorang mahasiswi kedokteran yang
selidik punya selidik adalah anak dari rektor universitas ketiga sahabat ini.
Sejak awal, sang rektor, yang mendapat julukan “Virus” dari mahasiswanya
merupakan dosen yang sangat kaku, kejam, intolerir, namun pintar.
Rancho, Farhan, dan Raju mengalami berbagai asam manisnya
kehidupan menjadi mahasiswa. Tawa dan tangis selalu mereka lewati bersama, Nah,
3 sekawan itu adalah para siswa yang sangat kontras; ada Rancho yang menjadi
juara pertama sementara Farhan dan Raju adalah siswa-siswa yang paling bodoh.
Sebenarnya dua orang itu tidak bodoh. Farhan sebenarnya passion-nya adalah
fotografi alam, tetapi dia berani menekuni minatnya itu karena bapaknya sangat
mengharapkan dia menjadi seorang insinyur. Sementara itu, Raju berasal dari
keluarga miskin dan realitas itu membuatnya terbelenggu oleh ketakutan akan
kegagalan, yang mengakibatkan dia bersikap irasional dengan kebergantungan
hanya pada jimat dan sejenisnya tanpa fokus pada kerja keras yang menjadi
syarat keberhasilan studinya.
hingga
akhirnya diceitakan mereka pun lulus kuliah dengan Rancho sebagai mahasiswa
terbaik di kampus tersebut. Farhan akhirnya menjadi seorang fotografer
profesional, meninggalkan dunia teknik, Raju menjadi salah satu direktur
perusahaan asing di India,dan satu lagi kawannya bernama Chatur yang sebelumnya
tidak disebutkan (dia adalah saingan Rancho untuk mencapai peringkat mahasiswa
terbaik di ICE) menjadi seorang pengusaha sukses yang punya mobil Lamborghini.
Namun,
selepas mereka lulus kuliah, Farhan, Raju, dan Pia tidak pernah mendengar kabar
mengenai Rancho. Diceritakan di masa depan, akhirnya Farhan, Raju, Pia, dan
ditemani Chatur mencari kabar Rancho hingga melintasi dataran India. Mereka
akhirnya tiba di sebuah rumah mewah, seperti istana, dan mereka menemukan
Rancho. Tapi, saat bertemu, itu bukan Rancho yang mereka kenal saat mereka
kuliah dulu.
Rancho berubah dan ternyata bukan Ranco yang mereka kenal,
melainkan Rancho asli dan Rancho yang mereka kenal ternyata tidak berada
disini, dan ternyata kawan mereka hanyalah anak dari seorang pembantu yang
hanya butuh belajar, namun tak butuh ijazah, setelah mereka berbicara dengan
Rancho yang asli ternyata kawan mereka ini berada di luar negeri. dan stelah
mereka mencari dan akhirnya bertemu dan Chatur tertawa saat melihat rancho
hanya menjadi guru biasa saja.
Namun
pada saat dia tertawa terbahak – bahak dia kaget saat menerima telpon dari bos
besarnya dan ternyata bos besarnya adalah Phungshuk Wangdu yang mereka kenal
sebagai Rancho Chanchad.
Pesan yang
dapat kita ambil dari film 3 idiots
Film 3 Idiots memang sarat
dengan pesan. Salah satunya adalah pesan kepada para orangtua agar tidak
memaksakan keinginan pada anak-anak mereka. Sebab sampai saat ini masih banyak
orangtua yang ingin anak-anaknya menjadi sebagaimana yang mereka inginkan.
Bukan sesuai keinginan sang anak. Sebaliknya, film ini juga mengajarkan kepada
para anak muda untuk mencari dan mengejar “lentera Jiwa” mereka. Passion mereka.
“Berbahagialah mereka yang mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan kata hati
mereka. Sesuai keinginan mereka. Sebab mereka tidak merasa bekerja, tetapi
bermain-main dan untuk itu mereka dibayar.”
Dalam film itu, Farhan
beruntung memiliki orangtua yang akhirnya menyadari bahwa ukuran kebahagiaan
bukan melulu mobil bagus dan rumah mewah. Banyak orang yang memiliki jabatan
bagus dengan gaji besar tetapi tidak bahagia.
Saya masih membayangkan
berapa banyak anak-anak muda yang saat ini masih terjebak dalam situasi seperti
yang dirasakan Farhan. Anak-anak muda yang terpaksa menjalankan keinginan
orangtua mereka. Anak-anak muda yang tidak berani mengungkapkan perasaan
mereka. Anak-anak muda yang tidak bisa mengejar lentera jiwa mereka. Anak-anak
muda yang terjebak dalam ketidak bahagiaan. Salah satu yang aku suka adalah
pada saat Farhan memutuskan tidak datang pada jadwal wawancara pekerjaan,
sementara di rumah Ayahnya sedang mengelus-elus laptop yang akan menjadi hadiah
kelulusan seorang insinyur yang telah digadang-gadangnya. Ketika Farhan pulang
dan menghadap Ayahnya menceritakan semuanya, marah besarlah sang Ayah oleh
keputusan anaknya. Dan terjadilah dialog bernas antara Raju dan Ayahnya, yang
potongannya kurang lebih adalah seperti ini:
“Kamu mau jadi apa nanti
kalau berprofesi sebagai fotografer dan tak menjadi insinyur?! Kamu seumur-umur
akan mengutuki hidupmu yang miskin dan kesusahan!” kata Ayah Farhan.
“Masih lebih baik aku
mengutuki hidupku yang miskin tapi kujalani dengan bahagia. Daripada aku kaya
tetapi mengutuki Ayah setiap hari karena aku hidup dengan tersiksa.” Itulah
jawaban Farhan dengan air mata bercucuran kepada Ayahnya.
Adegan antara Farhan dan
Ayahnya ini ditutup dengan sangat mengharukan. Tanpa menyatakan secara verbal
persetujuannya atas pilihan anaknya, dengan mata berkaca-kaca dan sambil
mengelus laptop baru yang menjadi hadiah anaknya, Ayahnya berkata,”Apakah
laptop ini kalau dijual cukup untuk membeli kamera profesional yang kamu
butuhkan?”
Tambahan
Film 3 Idiots tidaklah seperti
film Bollywood kebanyakan. Dengan plot cerita yang dominan komedi, yang
untungnya komedinya memanglah lucu dan terdengar cerdas. Sang penulis cerita
juga menampilkan hasil dari ideologi pemikirannya lewat percakapan dan kejadian
yang sangat menyentuh. Film ini pun sukses menyampaikan kritik terhadap cara
mendidik yang terlalu textbook sehingga tidak merangsang perkembangan individu,
hingga menyentil masalah kurang meratanya pendidikan terutama di India.
Seperti sewaktu adegan Raju
menanyakan alamat di secarik kertas ke penjual kacang, si penjual malah
menjawab, “Kalau saya bisa baca, ngapain saya jualan kacang.”
3 Idiots Movie ini memang
sukses meramu tangisan dan tawa dalam satu adegan. Harus diakui 3 Idiots
mengemban pesan-pesan yang penting, bahkan krusial bagi kehidupan setiap
manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar